CUKUP
Bayangan berkata pada manusia
Meski terbata kacau tak bernada
Sungguh hati mulai buta
Mudah terpana dunia
Sehingga mudah terluka
Terjatuh terbelit asa
Terjerembab ke lubang fana
Terduduk kaku di kursi singgasana
Zaman yang semakin bimbang
Arah mulai tak menentu
Kesejatian yang mulai menghilang
Syahadat masih sebatas mufakat
Sholat hanya sebatas menjilat
Zakat masih sebatas akad
Puasa hanya untuk kerakusan nafsu
Haji hanya dokumentasi selfi
Do’a dipanjatkan hanya meminta dan meminta
Kurang apa Tuhanmu padamu ?! …
hingga selalu kamu minta
Cukupkan..
Dan Selalulah kita menyapa
Sampaikan
Cintamu di sebelum pagi, siang, sore, menjelang malam, dan malam-Nya.
Soemedang 2025

PUISI Diro Aritonang
Mimpi Jemari
Ibu Jari menari kian kemari
Ke kanan dan kekiri
Naik turun berkali kali
Sambil ketawa ketiwi
Duduk berjajar sesuai standar
Membungkuk tanpa kikuk
Ramai diri tidak sendiri
Kian dalam menatap
Makin kokoh merengkuh
Iri dengki gerutu hingga mencaci
Ku tumpuk impian dengan penanda
Senyum sendiri berbisik pun sendiri
impianku sudah ku tandai
Dan ku jemput tanpa beranjak kaki
Sudah Manusiawi wi wi wi
Tenang Aku temani
Yakinkan bahwa kamu tak sendiri
Kawan.
Ada ratusan juta manusai di luar sana
Sama seperti kita.
Soemedang 2025








