PUISI Diro Aritonang - Kosapoin.com

PEREMPUAN

Perempuan itu rahim
tempat tumbuhnya benih cinta
dan kemuliaan kehidupan

Perempuan itu mahkota
yang mesti dijunjung di atas kepala
dan di simpan dalam dada

Perempuan itu rasa
yang mesti dijaga kecantikannya
dalam mahligai keluarga

Perempuan itu air mata
yang menyadarkan keberadaan dunia
dan kefanaan kita semua

tanpanya
tak akan ada dunia

Perempuan itu penyeimbang
Yang dapat meluruskan jalan
dan pemberi ketenangan

Perempuan itu cinta
yang dapat menyuapkan kenikmatan
dan pemberi belaian kasih

Perempuan itu bunga
yang dapat mengharumkan dunia
dan penyubur kehidupan

Perempuan itu penyelamat
yang menjadi ibu kita semua
dan surga di telapak kakinya

Perempuan itu per-mpu-an
yang menciptakan keindahan
dan menjaga martabat kemanusiaan

tanpanya
tak akan ada kita

jika perempuan itu luka
luka akan terasa
luka akan pedih
luka akan menyakiti
kita semua

tanpanya
tak akan ada surga

2011

Baca Tulisan Lain

SAJAK-SAJAK Imas Utami Lokayanti

Diro Aritonang

Diro Aritonang, lahir 3 April 1957 di Kota Kalianda, Lampung Selatan, penyair progresif ini mantan watawan Pikiran Rakyat. Adalah pelopor haiku di Indonesia, kini sebagai Presiden HaikuKu Indonesia. Alumini Fak. Sastra Unpad dan Sekolah Tinggi Filsafat Suryagung Bumi Bandung ini, telah menerbitkan Buku Puisi tunggalnya: “Kesadaran” (1980), “Penyair Bawah Tanah” (1981), “Akar Rumputan” (1996), “The Song of Krakatoa” (Deepublish, Yogyakarta 2014), “The Sound of Silence” (Bandung, Postaka HaikuKu, 2016), “Puitika Hitam” (Bandung Pustaka HaikuKu, 2020), Kumpulan tulisan “Jagat Haiku” (Bandung, Pustaka HaikuKu, 2017) dan puluhan antologi puisi bersma. Serta buku laporan jurnalistiknya “Runtuhnya Rezim daripada Soeharto, Rekaman Perjuangan Mahasiswa Indonesia 1998” (Pustaka Hidayah, 1999).

Apakah artikel ini membantu?