Suasana di ruang kelas itu semakin tegang setelah salah seorang mahasiswa jurusan bahasa dan sastra indonesia itu tak mau kalah berdebat dengan dosennya.
“Kursi itu, ya, kursi! Kursi itu, ya, ini!” kata sang dosen sambil menunjuk sebuah kursi yang ada di sampingnya.
“Bagaimana bapak bisa menyebut benda tersebut sebagai kursi?” tanya si mahasiswa.
“Karena semua orang sudah menyepakatinya bahwa benda ini adalah kursi!” jawab sang dosen sedikit kesal.
“Memangnya benda yang ada di samping bapak itu ikhlas dan rela disebut sebagai kursi? Kapan pula benda tersebut pernah mengenalkan dirinya sebagai kursi? Apa bapak pernah membaca akta kelahirannya?” tanya si mahasiswa dengan mata sedikit membelalak.
Sang dosen yang diberondong dengan pertanyaan seperti itu hanya terdiam.
“Bisa jadi, kan, benda itu justru lebih senang jika disebut sebagai kutang?” tanya si mahasiswa.
Ruang kelas seketika hening. Sang dosen tampak kebingungan. Tak tahu harus menjawab apa.
Depok, 15082025









